Ternyata Banyak Cerita Misteri di KM 97 Tol Cipularang
Salah satu cerita dari seorang kaskuser KM 97 Tol Cipularang adalah DAERAH RITUAL PEMUJAAN
Beragam cerita pengemudi yang mengalami kecelakaan di sekitar poros 90 dan 97 ini, di antaranya mendadak mereka terserang kantuk yang amat sangat dan kondisi kendaraan yang tak lain dijalankan, serta kelelahan mendera setelah menempuh perjalanan jarak jauh.
Bagi sebagian warga lokal, mendengar nama Gunung Hejo mungkin sudah tak asing. Masyarakat Purwakarta memang mengenal Gunung Hejo sebagai daerah ritual pemujaan.
Jangan heran, mitos Gunung Hejo merupakan daerah angker sudah dirasakan sejak dulu. Bahkan saat pembangunan Tol Purbaleunyi di ruas KM 90 sampai KM 97 ini, menyeruak cerita aneh yang tak bisa diterima akal sehat dari para pekerja proyek. Ada yang dipindahkan makhluk gaib saat tertidur lelap ke dekat sungai ada juga yang menangis sesenggukan saat tidur, bahkan banyak juga yang kesurupan.
Memang sebagian pihak, bahkan operator jalan tol di sana menganggap keberadaan alam gaib di sekitar Gunung Hejo merupakan cerita klenik dibuat-buat. Namun fakta menunujukkan, mengapa jalan tol yang melewati Gunung Hejo itu harus dibuat melingkar tidak langsung tembus menerobos Gunung Hejo.
Soal keberadaan kendaraan misterius yang kerap mengganggu pengguna jalan tol Cipularang itu, sebelumnya telah sering beredar. Kumpulan kisah keangkeran jalan tol ini berkembang menjadi e-mail berantai, atau pesan berantai melalui Black Berry Messenger.
Ceritanya seperti ini. Hati-hati kalau mau jalan malam hari di Cipularang, terutama setelah waduk Jatiluhur dari arah Bandung. Ada mobil misterius ngedim-ngedim.
Pengalaman saya waktu itu mau balik ke Jakarta lewat Cipularang malam hari. Saat itu saya di jalur kanan, tiba-tiba dari belakang ada mobil ngedim-ngedim. Setelah itu saya minggir ke kiri memberi jalan. Eh mobil itu ikutan ke kiri juga sambil tetap ngedim-ngedim.
Karena kesal, saya tancap gas, eh mobil itu ikut-ikutan berlari kencang juga. Tetep dia masih ngedim-ngedim juga. Karena kesal di kasih dim melulu, saya intip dari spion tengah itu mobil apa sih?
Eh, sehabis ngintip spion tengah, saya terus lihat jalan di depan, sudah ada buntut truk tinggal beberapa ratus meter lagi. Kaget, saya rem habis. Untung tidak terguling. Setelah ngerem, saya intip spion tengah, ternyata mobil tadi sudah nggak ada lagi.
Saya salip truk, ternyata kendaran yang ada cuman mobil saya sama truk tadi. Di depan gelap nggak ada mobil sama sekali. Saya merinding habis.
Masih ada cerita lainnya, yang peristiwanya juga terjadi setelah Idul Fitri. Begini ceritanya:
Saya ingin berbagi cerita ini kejadian yang terjadi pada hari keempat lebaran. Teman saya bersama om dan tantenya pergi dari Jakarta menuju Bandung melewati Tol Cipularang pada siang hari.
Pada kecepatan 60 km/jam melewati KM 69 dan70, tiba-tiba si sopir yang kebetulan omnya sendiri membawa kendaraan(mobil Panther baru) seperti tidak sadarkan diri. Dia memacu kendaraan semakin kencang sehingga kendaraan tersebuttidak stabil lalu membentur trotoar dan terbalik.
Sebelum kecelakaan, tantenya sudah mengingatkan suaminya untuk memelankan kendaraan. Namun kendaraan semakin kencang sehingga terjadilah kecelakaan tersebut.
Untungnya tidak ada yang terluka parah walaupun mobil tersebut keadaannya rusak berat. Peristiwa terjadi di KM 72, kendaraan yang berada di belakangnya bisa mengerem (mobil Honda CRV).
Kemudian si pengemudi kendaraan tersebut turun dari mobil. Anehnya si pengemudi menyalami om temen saya dan berkata, “Selamat, Pak. Untung tidak apa-apa. Saya juga sempat hilang sebentar, namun karen melihat kendaraan bapak saya kaget dan mengerem.”
Setelah beberapa lama pihak Jasa Marga datang. Lalu anehnya lagi mereka berkata, “Untung bapak di KM 72. Kalau di KM 68 pasti bapak sudah ‘lewat’ kali. Sebelumnya ada dua kecelakan di KM 68 meninggal. Memang daerah rawan di 68-72, Pak. Sebaiknya di KM ini lebih berhati-hati dan jangan sampai pikiran kosong.”